Iman bukan di Lisan
"Tingkat keimanan seseorang tidak bisa diukur dengan cara dia menjelaskan apa itu iman.
Definisi membuat seseorang malas untuk mengartikan, dan lebih condong ke lisan"
Tulisan yang pernah saya share di facebook ini langsung dibanjiri komentar, ada yang berisi pujian dan tak sedikit yang berlawanan.
Mereka yang satu frequensi dengan pemahaman saya akan selalu tertawa melihat gaya saya yang "sarkasme" bahasa. Ketika beberapa teman berkomentar "Maksudnya apa mas" , saya lebih memilih untuk menanggapi dengan opini yang bikin tertawa.
Karena dalam prinsipnya "Sampaikanlah kebenaran walaupun itu lucu".
0 komentar:
Posting Komentar